Cuaca di lokasi tujuan ternyata sama sekali tak mendukung. Awan menggantung di awang Boston. Sementara, kabut tebal menciptakan visibilitas di darat paling rendah. Awak pesawat juga harus mengerahkan alat tolong pendaratan pesawat atau Instrument Landing System (ILS). Komunikasi terakhir dari Penerbangan 723 terdaftar pada pukul 11.08 masa-masa setempat, ketika pesawat mendekati Runway 4R Bandara Logan, kemalangan kemudian terjadi. Bagian bawah pesawat menabrak tembok pembatas laut yang sedang di ujung landasan. Kapal terbang tersebut pun robek, pecah usai menghantam tanah, kemudian meledak sampai hancur berkeping-keping. Waktu sah kecelakaan tersebut tercatat pada pukul 11.09 pagi.
Petugas Bandara Tak Sadar Pesawat Delta Airlines 723 Celaka di Ujung Landasan
FlightNews - "Saya tak pernah menyaksikan kemalangan di mana badan pesawat hancur total," kata Isabel A. Burgess, anggota National Transportation Safety Board, yang memimpin investigasi atas kemalangan tersebut, laksana dikutip dari New York Times. Kabut saat tersebut sungguh tebal sehingga kemalangan tersebut tidak terpantau dari menara kontrol atau oleh personel yang ditempatkan di terminal. Akibatnya, pemadam kebakaran bandara tidak segera dikerahkan.Douglas DC-9 membara di ujung landasan selama nyaris 10 menit sebelum semua petugas menyadari bahwa kapal terbang tersebut mengalami kecelakaan. Hanya terdapat dua saksi mata yang menonton detik-detik pascakecelakaan Delta Airlines Flight 723. Keduanya ialah pekerja konstruksi bandara yang bergegas ke tempat kejadian dengan menaiki truk pickup.
"Saya mendongak ke atas dan menyaksikan kobaran api kelihatannya serupa ladang api," kata dia. "Dan kemudian, saya mendengar suara benturan keras. Mereka segera menghubungi pemadam kebakaran. Saat mendarat di tempat kejadian, pemandangan horor terpampang di depan mata semua petugas.
Baca Juga : Besar Tidaknya Indikator Sebuah Airport
Petugas menyemprotkan busa pemadam ke unsur yang terbakar. Segala sesuatu tampak hancur. Kursi biru dan merah, dengan tidak sedikit penumpang yang masih terbelenggu di sana, berserakan di landasan. Petugas pengungsian menemukan jasad-jasad insan tersebar di tempat kejadian. Sebanyak 88 orang ditetapkan tewas mendadak atau di lokasi tinggal sakit. Hanya satu orang yang bertahan.
Ia ialah Leopold Chouinard, pemuda berusia 20 tahun asal Marshfield. Korban yang berstatus 'sangat kritis' sempat mendapat perawatan di Massachusetts General Hospital. Chouinard merasakan luka bakar tingkat tiga, di lebih dari 85 persen tubuhnya. Sersan Angkatan Udara AS tersebut duduk di unsur belakang kabin. Ia sukses melarikan diri dari unsur ekor yang terbakar dengan merangkak melewati jendela yang terbakar hebat. Namun, ia tak dapat bertahan. Pada 11 Desember, Leopold Chouinard meninggal dunia. Pria itu menjadi korban ke-89 kemalangan Delta Airlines Flight 723.
Sesaat sesudah kejadian, penyebab pasti kemalangan belum diketahui. Diduga pesawat menyentuh landasan di 3.500 kaki lebih pendek dari yang seharusnya, demikian diungkap Richard E. Mooney, direktur avasi Port Authority. Meskipun kabut tebal, petugas bandara bersikeras bahwa situasi cuaca lumayan baik. "Bandara tetap buka dan beroperasi normal. Tak terdapat masalah," kata Ron Brinn, juru bicara Port Authority.