Dirjen Perhubungan Udara, Agus Santoso menceritakan proses ujian yang mesti dilalui Indonesia di hadapan perwakilan negara-negara Eropa sejumlah waktu silam. Setiap negara, kata Agus punya poin dan titik konsentrasi masing-masing. Inggris adalah salah satu negara yang sangat getol menekankan sisi keselamatan.
Cerita Dirjen Perhubungan Udara ketika RI Lalui Ujian Keselamatan Penerbangan di UE
FlightNews - "Salah satu yang nyerang Indonesia tersebut Inggris dalam pengujian oleh EU. Mereka punya data, pengujinya detil sekali," ujar dia di Jakarta, Senin (18/6/2018). Dia mengakui bahwa Inggris memang tidak banyak 'konservatif' dalam hal keselamatan penerbangan. Aspek airworthiness, sangat diacuhkan oleh negeri Ratu Elisabeth II ini."Maksudnya konservatif tersebut sisi amannya, lebih ke ambil amannya. Tidak inginkan nyerempet-nyerempet atau istilahnya margin of safety-nya lebih tinggi," jelas Agus. "Nomor 8 airworthiness. Dia concern ke nomor 8. Selain tersebut juga mengenai personal licensing. Yang lainnya normal," imbuh dia.
Agus juga menjelaskan, dalam pengujian tersebut, pemerintah sebagai pembuat regulasi turut dilibatkan sebagai saksi, saat maskapai asal Indonesia diuji. "Tiga airlines diuji, kami jadi saksi. Kalau kami (regulator) diuji. Maskapai jangan ikut," katanya.
Dia menyatakan ada 19 poin yang mesti diacuhkan pemerintah dalam menciptakan peraturan berhubungan penerbangan. "Regulasi anda annexes of ICAO, jumlahnya 1 hingga 19. Itu mesti comply, masuk ke UU hingga Permen, dirjen. Mulai dari organisasi, registrasi, licensing, operation," tandasnya.